Harddisk Drive, sering disingkat HDD,  juga dikenal dengan sebutan hard drive atau lebih singkat dengan  harddisk saja. Untuk sementara kebanyakan komputer masih menggunakan  storage device menggunakan plat dengan permukaan magnetik untuk  menyimpan data.
Cukup banyak pertanyaanpertanyaan di penggunanya. bahkan beberapa  pengguna power user pun masih memiliki beberapa pertanyaan yang masih  mengganjal. Pembahasan kali ini lebih menitikberatkan mitos-mitos seputar harddisk. Pertanyaan-pertanyaan ini masih sering dipertanyakan bahkan pada  diskusi web forum untuk topik spesifik khusus hardware dan harddisk.  Mana yang benar dan mana yang keliru dari beragam mitos yang beredar tentang harddisk? berikut sebagian besar di antaranya, yang di bagi dalam beberapa kategori utama. 
Proses Defragment dan Harddisk
Selama ini kami menganjurkan pengguna operating system windows, untuk   melakukan defragmenting secara berkala. Saat melakukan proses ini, selain   terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama(antara lain tergantung   tingkat ter-defragment-nya dan freespace pada harddisk), dengan beban   kerja harddisk(dan sistem) yang cukup tinggi, terkadang menimbulkan   kekhawatiran, apakah proses defragment akan memperpendek umur harddisk?
Sebelum lebih jauh tentang bahasan hardisk, saya rekomendasikan memiliki Panduan Khsusu untuk cara memperbaiki hardisk yang paling Lengkap 
>> DISINIMelakukan Defragmenting Harddisk(Memperpendek Umur Harddisk)
Proses defragmenting memang dianjurkan secara berkala. Ada kekhawatiran  melakukan proses defragment akan meningkatkan risiko kerusakan harddisk.  Terutama akibat meningkatnya beban kerja head actuator.
Pernyataan tersebut ada benarnya. Proses defragment harddisk memang akan  membebani, terutama proses seeking yang berlangsung, untuk mengatur  urutan data pada harddisk.
Sisi positifnya baru akan dirasakan setelah proses defragment. Dengan  data yang lebih teratur setelah proses defragment membuat harddisk  mengalami penurunan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk seeking data.
Selain peningkatan kinerja yang akan didapatkan oleh penggunanya.
Jadi,memang benar proses defragmenting sedikit banyak membebani beban  kerja harddisk selama proses defrag. Namun dengan keuntungan setelah  proses defrag, yang biasanya akan berlangsung dalam jangka waktu yang  lebih lama dibandingkan lama proses defrag. Menurut kami, proses defrag  tetap masih kami anjurkan untuk dilakukan secara berkala.
Proses Format dan Harddisk
Cukup banyak anggapan yang menghubungkan proses format harddisk dengan   kelangsungan hidup harddisk. Beberapa di antaranya saling kontradiksi   satu sama lain.
Melakukan Format Harddisk Memperpendek Umur Harddisk(Memformat harddisk dipercaya dapat memperpendek umur harddisk)
Hal ini sama sekali tidak benar. Memformat harddisk bukan merupakan  aktivitas dengan beban kerja terberat yang ditangani harddisk. Bahkan  beban kerja harddisk dalam proses format harddisk, masih jauh lebih  ringan, dibandingkan saat operating system Windows mulai mengakses  virtual memory.
Beberapa pembenaran logis untuk mitos ini dengan pernyataan bahwa  pergerakan head dalam proses formatting lebih aktif dan rumit dibanding  proses nonformat.
Malah sebaliknya, pada kenyataannya proses format melakukan pergerakan  secara berurut, dari sector 500, 501, dan seterusnya. Bahkan,  dikarenakan head read/write harddisk sama sekali tidak bersentuhan  dengan platter secara fisik, jadi tidak ada gesekan tambahan sama  sekali.
Bahkan perbandingan ekstremnya, memformat setiap hari bahkan setiap jam  sekalipun tidak membuat harddisk Anda cepat rusak. Atau setidaknya tidak  akan lebih cepat rusak dibandingkan pemakaian normal sehari-hari.
Bad Sector Timbul atau BertambahSetelah Proses Format
Ada yang berpendapat, bad sector pada harddisk dapat semakin bertambah  setelah dilakukan proses format.Kenyataannya, bad sector pada harddisk  akan bertambah, tergantung pada jenis kerusakan yang menyebabkannya.  Jika bad sector pada harddisk disebabkan karena kerusakan fisik, baik  pada head maupun pada platter, maka bad sector dipastikan akan terus  bertambah. Baik tanpa ataupun dengan proses format, bahkan sebetulnya  tidak ada sama sekali hubungannya dengan proses format. Proses apapun  yang masih dilakukan pada harddisk yang sudah "cedera" ini, tentu akan  menambah bad sector.
Satu-satunya alasan yang masuk akal untuk mitos ini adalah, setelah  proses format selesai, akan menampilkan report hasil format. Salah  satunya adalah jumlah bad sector. Dan jika dibandingkan dengan proses  format sebelumnya, akan terlihat penambahan jumlah bad sector. Jadi yang  lebih tepat, proses format akan mengeluarkan report status harddisk,  termasuk bad sector; dan tidak secara spesifik yang menyebabkan  bertambahnya bad sector. 
Menghilangkan Bad Sector dengan Proses Format
Ini kebalikan dari pendapat sebelumnya.Ada yang berpendapat, bad sector  akandapat diperbaiki, dengan melakukan format harddisk. Bad sector  sebenarnya adalah sector pada harddisk yang tidak dapat digunakan dengan  sempurna, baik untuk proses read maupun write. Untuk logical bad  sector, memang benar dapat diperbaiki dengan proses format, ataupun  utility lain yang memang khusus dapat memperbaiki logical bad sector  ini. Logical bad sector terjadi biasanya dikarenakan kesalahan proses  read/write oleh sebuah aplikasi. Lain halnya jika bukan berupa logical  bad sector. Katakanlah bad sector secara fisik, dikarenakan kerusakan  partial pada platter harddsik atau sering disebut sebagai physical bad  sector.
Physical bad sector tidak akan dapat diperbaiki baik dengan software  utility khusus, apalagi sekadar melakukan proses format. Kecuali untuk  harddisk tipe tertentu yang dilengkapi dengan spare sector. 
Proses format akan menandai bad sector, dan menggantinya dengan spare  sector, jika memang tersedia dan masih tersedia pada harddisk. Physical  bad sectordapat menjadi salah satu pertanda awal kerusakan pada  harddisk.
Bisa terjadi akibat head bersentuhan fisik dengan platter, mengakibatkan  munculnya serpihan platter ataupun bagian dari head. Meskipun serpihan  ini amat sangat kecil, untuk harddisk yang vacum, dengan ruang yang  minim dan platter yang berputar, ini akan sangat mengganggu.
Serpihan kecil ini akan terus terbawa oleh putaran platter dan bisa saja  mengganggu keseimbangannya saat berputar, dan sangat mungkin  bertabrakan dengan bagian harddisk yang lain. Namun, sekiranya harddisk  Anda memang menyediakan spare sector tersebut, bukan berarti harddisk  dalam keadaan prima seperti sedia kala. 
Pada kebanyakan kasus bad sector yang diganti dengan spare sector  memiliki track yang berbeda. Tergantung pada perpindahan untuk selisih  perbedaan track, hal ini akan menambah waktu seek yang diperlukan head  actuator saat membaca data. Jadi, selain ada baiknya untuk memperhatikan  report SMART dari harddisk, maka keberadaan bad sector dapat dijadikan  pertanda awal untuk memensiunkan harddisk lama.
Apalagi jika harddisk yang dimaksud digunakan untuk menyimpan data  kritikal. Pada beberapa kasus memang bisa saja harddisk masih berumur  panjang, meskipun sudah memperlihatkan pertanda tersebut dalam kurun  waktu katakanlah tahun.
Namun jika data yang tersimpan benar-benar penting, mempertimbangkan  risiko yang ada, sebaiknya hal tersebut tidak dilakukan. Tidak perlu  menunggu sampai harddisk benar-benar tidak dapat diakses.
Proses Format Berkala Dapat Meningkatkan Kinerja Harddisk
Benarkah harddisk perlu diformat secara berkala untuk meningkatkan kinerja harddisk??
Mungkin Anda pernah mendengar tentang hal ini, terutama untuk harddisk  yang terinstal operating system. Untuk hal ini, sama sekali tidak ada  logika yang dapat membenarkannya. Format harddisk secara sama sekali  tidak berhubungan dengan meningkatnya kinerja harddisk. Sekalipun  berdasarkan pengalaman, Anda merasakan peningkatan kinerja harddisk  seusai diformat setelah digunakan sebelumnya selama katakanlah dua  tahun.
Hal ini bukanlah hasil yang didapat dari sekedar melakukan proses  format. Selama dua tahun digunakan, beragam data sudah masuk dan keluar  pada harddisk tersebut. Tergantung pada ukuran kapasitas harddisk,  ukuran file dan variabel lain; ini sedikit banyak mempengaruhi susunan  data pada harddisk. Terdefragmentasinya data pada harddisk membuat  kinerja harddisk semakin lambat. Dengan melakukan format, harddisk  kembali kosong, dan file-file yang baru dimasukkan tidak  terdefragmentasi dibanding pada kondisi harddisk sebelumnya. Jadi, untuk  hal usaha meningkatkan kinerja harddisk, akan lebih praktis untuk  sekadar melakukan defrag daripada harus memindahkan file ke tempat  penyimpanan sementara untuk melakukan proses format.
Harddisk dan Catuan Listrik
Memastikan PC mendapatkan pasokan daya yang stabil dan terbebas dari  gangguan lonjakan (surge) selalu kami sarankan, untuk mendapatkan  kinerja yang maksimal dan stabil. Hal ini juga penting untuk harddisk.  Beberapa mitos di antaranya memang benar dapat merusak harddisk.  Selengkapnya dapat dilihat pada uraian berikut.
Harddisk dan PSU
Turunnya tegangan dari catuan daya ataupun ketidakstabilan catuan daya  adalah salah satu yang menyebabkan bad sector pada harddisk. Terutama  power supply yang tidak memiliki daya output yang memadai. Jika  pernyataan spesifik seperti ini, yaitu menimbulkan bad sector pada  harddisk, maka mitos ini sama sekali tidak benar.
Untuk harddisk, head actuator sama sekali tidak bersentuhan secara fisik  dengan platter harddisk, dalam keadaan operasional normal. Bahkan  sekalipun harddisk akan kehilangan catuan daya, tidak akan merusak  platter maupun head actuator, dan tidak menimbulkan bad sector. Yang  perlu diperhatikan adalah, meskipun catuan daya yang tidak stabil tidak  akan secara spesifik menjadi penyebab timbulnya bad sec-tor, namun masih  ada risiko lainnya.
Gangguan catuan daya dapat merusak circuit board juga merusak motor  pemutar spindle pada harddisk. Dua bagian harddisk ini lah yang lebih  tepatnya akan mengalami dampak negatif dari ketidakstabilan listrik  ataupun buruknya kualitas keluaran listrik dari power supply.
Bahkan pada kondisi ekstrem terburuk, malfunction pada power supply yang  kurang berkualitas dapat secara instan mematikan harddisk dan tidak  bisa berfungsi sama sekali.
Katakanlah ketika terjadi lonjakan listrik (surge) tanpa dapat difi lter oleh power supply.
Putaran Harddisk dan Catuan Daya
Masih seputar harddisk dan catuan daya listrik, namun sedikit lebih  spesifik. Mungkin juga terjadi hanya sebatas putaran harddisk menjadi  tidak stabil. Terdengar bunyi percepatan perputaran harddisk (spin-up),  namun harddisk tidak mendapat catuan daya yang memadai, dan gagal  melakukan spin-up dengan sempurna. Spin-down terjadi bukan karena  perintah harddisk, tapi lebih dikarenakan catuan daya yang tidak  memadai.
Gejalanya adalah spin-up dan spin-down dalam jeda waktu atau pola  tertentu, tanpa aktivitas pada operating system, atau bahkan terjadi  saat PC baru melakukan proses boot.
Sebenarnya dalam kondisi normal, proses spin-up dan spin-down hanya akan  dilakukan harddisk saat melakukan proses kalibrasi ulang. Salah satu  penyebab kalibrasi ulang adalah ketika terjadi perubahan temperatur,  yang menyebabkan ukuran data dan posisi data pada harddisk juga akan  berubah. Penyebab kalibrasi yang lain adalah ketika data pada platter  tidak dapat terbaca dengan sempurna.
Hal yang serupa juga terjadi pada optical disc drive, dengan suara  kebisingan yang lebih terdengar. Jika hal ini dirasakan sering terjadi  pada harddisk Anda, ini termasuk salah satu pertanda awal harddisk tidak  dalam keadaan prima.
Aliran Listrik dan Harddisk
Tiba-tiba listrik padam mendadak, tanpa UPS maka PC desktop akan tidak berdaya dan serta merta langsung ikut mati.
Beberapa berpendapat listrik yang mati mendadak, atau dalam hal ini jika  PC dimatikan secara paksa (mencabut kabel power, mematikan switch power  pada PSU) dapat menyebabkan timbulnya bad sector pada harddisk. Saran  ini benar untuk harddisk zaman dulu sekali. Ketika head harddisk masih  disarankan untuk diposisikan dalam kondisi park saat PC dimatikan.
Tetapi tidak untuk harddisk terkini, produksi pada kurun waktu dekade  ini. Head actuator pada harddisk terkini digerakan dengan voice coil  actuaor. Secara otomatis, head actuator akan secara otomatis  memposisikan diri seketika ke posisi aman jika catuan daya ke harddisk  terputus. Jadi untuk harddisk dengan voice coil actuator, risiko untuk  hal ini sangat minim. Berbeda dengan harddisk zaman dulu yang masih  digerakkan dengan stepper motor yang masih tergantung pada fungsi  mekanis.
Catuan daya ke harddisk yang terputus secara mendadak dapat saja membuat  head terhenti di posisi yang tidak aman. Itu sebabnya harddisk  terdahulu diposisikan dalam kondisi park.
Perputaran Platter Harddisk
Platter harddisk hanya akan berputar(spin up) pada saat proses read atau  write data, dan akan melakukan spin-down saat idle. Pendapat ini tidak  sepenuhnya tepat. Harddisk tetap berputar meskipun dalam keadaan idle.
Kecuali penggunanya mengaktifkan set spindown time untuk waktu idle  harddisk (atau pada Windows power management disebut turn off harddisk).  Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah lebih baik untuk mengaktifkan  spin down ini? Jawabannya adalah tidak,,terutama untuk yang membutuhkan  kinerja tercepat. Biasanya hardisk melakukan spin-up saat boot PC. 
Proses spin-up ini membutuhkan waktu dan relative membuat komponen dalam  harddisk banyak beraktivitas. Setelah spin-up, praktis harddisk hanya  perlu mempertahankan kecepatan putar platter. Jika harddisk sudah  melakukan spin-down, akan memerlukan waktu lagi untuk mempersiapkan  harddisk agar siap menerima data. Harddisk perlu melakukan spin-up  kembali, dan mencapai kecepatan putar optimal, sebelum siap melakukan  proses read/write. Maka dari itu, jika menginginkan kinerja tercepat  dari harddisk kami menyarankan untuk tidak mengaktifkan spin-down.
Namun, mengaktifkan spin- down juga memiliki keuntungan tersendiri.  Harddisk akan mengurangi konsumsi dayanya, ini juga akan memberikan  dampak positif dari penurunan panas yang dihasilkan saat beroperasi. Dan  sedikit banyak dapat mempengaruhi daya tahan harddisk itu sendiri. Jadi  sekiranya Anda menginginkan kedua hal tersebut, perhatikan gaya  penggunaan PC, dan tentukan waktu jeda untuk spin-down yang ideal.
Posisi Harddisk
Jenis PC case yang beragam terkadang juga memberikan konsekuensi  peletakan harddisk yang beragam. Ada yang menyediakan tempat untuk  harddisk secara horizontal, ada yang hanya menyediakan letak harddisk  secara vertikal. Harddisk Posisi Horizontal Ada yang berpendapat,  menempatkan harddisk secara vertikal untuk penggunaan dalam jangka waktu  lama akan merusak harddisk. Sangat disarankan harddisk digunakan dalam  kondisi horizontal. Pendapat tersebut sama sekali tidak benar. Harddisk  terkini dapat dioperasikan, baik dalam posisi horizontal, vertikal,  bahkan terbalik sekalipun.
Dan sama sekali tidak akan mempengaruhi umur harddisk. Yang jangan  dilakukan adalah hal ini, jika lubang breathing hole harddisk tidak  mendapatkan akses pertukaran udara yang memadai. Dalam posisi apapun,  iniakan memperpendek umur harddisk.
Miliki EBook Panduan SERVIS HARDISK LENGKAP